Indonesia timur sudah tidak
diragukan lagi akan pesona lautnya. Pasir putih dan terumbu karang berjuta warna
telah melekat di telinga kita. Seringkali orang langsung tertuju ke Raja Ampat
atau Wakatobi jika ingin menikmati keindahan Indonesia timur. Jarang-jarang
orang yang tau kalau Makassar juga mempunyai tempat yang tidak kalah indahnya.
Tempat itu bernama Pulau Samalona.
Pertama kali saya dengar kata
samalona dari lagunya bang Pandji, tapi lupa judul lagunya apa. hehe. Beberapa
bulan yang lalu saya berkesempatan mengunjungi Kota Makassar. Ada urusan
pekerjaan yang mengharuskan kesana. Beruntungnya kerjaan selesai lebih cepat,
ada waktu kosong dari pagi sampai jam 1 siang yang bisa digunakan untuk
keliling kota menikmati suasana Makassar.
Malam sebelum ke Samalona, saya
dan teman yang lainnya berdiskusi untuk menentukan kemana besok kita akan
menghabiskan waktu. Muncul 3 pilihan: (1) Keliling kota ke Benteng Rotterdam,
Makam Pangeran Diponegoro dsb, (2) ke Kampoeng Karst Ramang-Ramang atau (3)
Pantai Samalona. Awalnya kita sepakat ke Ramang-Ramang dengan alasan
destinasinya beda dan keren, sulit dijumpai di Jawa. Sedangkan kalau pantai di
Jawa juga banyak. Tapi mengingat waktu tempuh ke Ramang-Ramang yang cukup jauh
sekitar 1,5-2 jam, kita berganti haluan ke Pulau Samlona.
Pulau Samalona bisa diakses
melalui Dermaga Kota Makassar di seberang Benteng Rotterdam atau melalui
Dermaga Kayu Bangkoa. Kita berencana menyeberang melalui Dermaga kota, tapi
atas saran driver mobil sewa kami yang asli orang Makassar, kita berangkat
melalui Dermaga Kayu Bangkoa. Ada benarnya juga saran dari Pak Driver,
menyeberang melalui dermaga Kayu Bangkoa lebih sepi dan relatif aman dari calo.
Dermaga Kayu Bangkoa berupa gang
sempit dari akses jalan raya. Ada beberapa warung yang jual makanan dan minuman
untuk dijadikan bekal ke Samalona karena disana tidak ada yang jualan makanan.
Sampai di dermaga kami langsung menghampiri salah satu perahu untuk bertanya
harga sewa. Perahunya kecil cukup muat untuk 10 orang. Pemilik perahu meminta
harga 700, setelah proses tawar menawar deal diharga 550 ribu. Sistem sewa
disini untuk sehari sepuasnya ke satu tujuan. Jadi kita bisa sewa dari pagi
sampai sore di Samalona, tetapi jika ingin menambah destinasi lain ada biaya
tambahan sesuai kesepakatan.
Jam 9 pagi ditengah terik
matahari kota Makassar kita langsung berangkat ke Pulau Samalona. Dalam
perjalanan kita melewati beberapa pulau dan banyak kapal peti kemas mengingat
Kota Makassar sebagai Hub di Indonesia timur. Semakin ke tengah ombak semakin besar.
Dengan ukuran kapal yang kecil dan ombak yang cukup besar, cukup membuat hati
deg-degan. Sekitar 30 menit sebuah pulau mungil dengan airnya yang biru jernih
terlihat. 100 meter dari bibir pantai kita akan disuguhi betapa jernihnya air
di Samalona. Dari atas kapal bisa melihat dasar laut yang berpasir putih.
Penginapan di Samalona |
Perahu bersandar di tepian pulau. Sepi dan sunyi, ini yang saya rasakan ketika menginjakkan kaki di Pulau Samlona. Di pulau ini ada beberapa rumah penduduk dan penginapan. Sepertinya akan menyenangkan jika bisa menginap disini, menikmati keheningan alam menjauhi hiruk pikuk kota. Kami langsung menuju ke tempat persewaan alat snorkeling. Ternyata sewa alat snorkeling disini cukup mahal. Sepaket kaki katak dan snorkel dihargai 100 ribu. Kalau sewa satu per satu 50 ribuan. Kita coba tawar abis-abisan tetep gagal, abangnya gak mau nurunin harga.
Tempat bersandar perahu |
Sebelum lanjut snorkeling, kita
muter-muter pulau. Di sebelah kiri dermaga ada pantai berpasir putih yang cukup
luas. Tapi sayangnya sudah banyak karangnya. Katanya dulu hamparan pasirnya
sampai tengah laut jauh, tapi semenjak abrasi tinggal sedikit. Kalau tidak
salah hamparan pasir juga menyesuaikan dengan musim pasang surut. Mungkin saya
salah ambil waktu berkunjung.haha
Pasir putih pantai Samalona |
Perahu yang mengantar kami ke Samalona |
Puas main-main di pantai kita
langsung lanjut snorkeling. Tempat snorkeling sekitar 50-100 meter dari bibir
pantai. Kita bisa request ke pemilik perahu mau yang kedalaman berapa meter.
Saat itu kita memilih kedalaman 3 meter menyesuaikan dengan kaki katak. Kalau
kamu pengen yang lebih dangkal ada yang kedalaman 1-2 meter, tapi disarankan
tidak pakai kaki katak melainkan sepatu snorkeling agar tidak ribet kalau
terinjak karang.
Diluar dugaan, ternyata karangnya
indah tidak kalah dengan di tempat lain. Coral warna-warni dan ikan yang
beragam cukup memanjakan mata untuk berlama-lama memandanginya. Secara umum
kondisi coral dan ikan di Pulau Samalona saya kasih nilai 8!!! Buat kalian yang
belum pernah snorkeling sebelumnya, mencoba snorkeling disini sungguh
pengalaman yang tidak terlupakan. Karena kami semua gak ada yang bawa kamera
underwater jadi tidak punya foto apapun disana. Tapi toh tidak semua moment
harus diabadikan melalui foto, ada yang cukup diabadikan dalam kenangan.hehe
Setelah sekitar 2 jam snorkeling
kita balik ke pulau Samalona mengingat waktu yang terbatas. Sampai di Samalona
kita mandi dan pesan minuman untuk menghangatkan badan. Kamar mandi disini
cukup bersih dan tersedia air tawar. Selesai beres-beres kita langsung balik ke
Makassar. Ditengah perjalanan, Bapak pemilik perahu menawarkan untuk mengantar
ke pantai Losari. Hotel kami kebetulan di dekat Losari, daripada harus turun di
dermaga dan menunggu mobil jemputan datang. Ternyata perjalanan ke pantai Losari
ada untungnya juga. Saya bisa melihat Masjid 99 Kubah dari dekat. Kemarin
berencana berkunjung kesini, tetapi karena belum jadi saya hanya melihat dari pantai
Losari.
Masjid 99 Kubah |
Sekian cerita perjalanan saya di
Samalona yang menggoda. Jika kamu pengen kesana pastikan beberapa hal:
- Nego sama pemilik perahu. Harga normal 500 ribu sehari untuk perahu isi maksimal 10 orang.
- Bawa makanan dan minuman karena disana gak ada yang jualan. Ada satu warung tapi hanya jual kopi, popmi dan sejenisnya
- Kalau bisa bawa peralatan snorkeling sendiri untuk hemat biaya